Senin, 21 Desember 2009

ORANG TUA MENJADI CONTOH DALAM PERILAKU MEROKOK ANAK REMAJA-NYA

Dewasa ini perilaku merokok menjadi suatu kebiasaan yang diterima oleh masyarakat. Banyak pengetahuan tentang merokok dan kerugian yang ditimbulkan oleh perilaku merokok, namun propaganda kesehatan tersebut sering diabaikan oleh masyarakat sehingga semakin banyak orang yang merokok tidak terkecuali remaja. “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnnya”. Pepatah tersebut bisa mewakili fenomena yang terjadi belakangan ini di masyarakat Indonesia. Banyak remaja yang menjadi perokok karena meniru perilaku merokok orang tuanya.

Masa remaja adalah masa dimana individu berada pada ambang dewasa sehingga remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa seperti merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Para remaja menganggap bahwa perilaku tersebut akan memberikan citra seperti yang mereka inginkan yaitu dianggap sebagai individu yang telah dewasa.

Salah satu faktor penyebab perilaku merokok pada remaja adalah karena pengaruh orang tua dan keluarga. Keluarga yang terbiasa dengan perilaku merokok dan menjadi permisif dengan hal tersebut sangat berperan untuk menjadikan anaknya terutama remaja untuk menjadi perokok. Kebiasaan merokok pada orang tua berpengaruh besar pada anak-anaknya yang berusia remaja. Ini dikarenakan masa remaja merupakan masa pencarian identitas dan masa dimana individu mulai ingin mencoba-coba sesuatu hal yang baru termasuk merokok. Orang tua terkadang tidak menyadari bahwa setiap kepulan asap yang dihembuskan dari sebatang rokok yang dihisapnya tidak luput dari perhatian anak.

Perilaku modeling atau meniru merupakan perilaku individu terhadap perilaku dari model yang ditiru yang memanfaatkan proses belajar melalui pengamatan atau proses menirukan tingkah laku orang lain. Salah satu tipe dari perilaku modeling adalah model yang ditiru berada di kehidupan nyata, contohnya orang tua, teman-teman, dan orang-orang yang berada di lingkungan pengamat. Orang tua sebagai panutan bisa menjadi figur yang akan ditiru perilakunya. Tidak hanya perilaku yang baik, tetapi perilaku yang tidak baik pun bisa ditiru oleh remaja.

Hal ini dapat terlihat dari remaja yang sekarang sudah tidak takut lagi untuk merokok di depan orang tuanya bahkan terkadang orang tua dan anak tersebut mengobrol bersama sambil merokok. Tidak hanya itu, bisa juga orang tua berbagi rokok yang dibelinya dengan anak remaja mereka, begitu pula sebaliknya. Ini dikarenakan remaja merasa sudah dewasa dan setara dengan orang tuanya sehingga berhak untuk melakukan apa saja yang diinginkan termasuk merokok.

Perilaku modeling yang dilakukan remaja biasanya dilihat dari kesamaan model dengan remaja itu sendiri, seperti kesamaan jenis kelamin. Selain itu bisa juga karena status model yang lebih tinggi dari para remaja.

Tidak hanya perilaku merokok orang tuanya saja yang dapat ditiru anak remajanya, tetapi gaya merokok orang tua juga bisa ditiru. Kebiasaan merokok orang tua seperti merokok setelah makan atau merokok ditemani dengan segelas kopi dapat memengaruhi remaja untuk melakukan hal yang sama. Bahkan merk dari rokok orang tuanya dapat memberikan inspirasi pada anak remaja untuk membeli rokok dengan merk yang sama. Perilaku merokok ini bisa menimbulkan kecanduan terhadap rokok dan dapat mendorong munculnya berbagai penyakit yang mematikan.

Remaja menganggap bahwa apabila ayah atau kakak laki-lakinya merokok maka para remaja tidak salah juga untuk merokok yang berarti orang dewasa menjadi tauladan bagi remaja.
Jadi, mulai sekarang para orang tua perokok harus mempertimbangkan dampak buruk yang ditimbulkan dari perilaku merokoknya yang bukan hanya dialami oleh orang tua itu sendiri tetapi juga bagi anak remaja mereka.


IBU, BUNDA, MAMA, MAMI, MOMMY, UMMI, MIMI…..

Banyak sekali panggilan untuk wanita yang melahirkan kita. Sahabat saya memanggil wanita tersebut ibu, sahabat saya yang lain memanggilnya bunda, sedangkan sahabat saya yang satu lagi memanggilnya mama. Ada seorang teman saya juga yang mempunyai panggilan yang lain yaitu ummi. Kalau saya dan kedua adik saya memanggilnya “mimi”. Walaupun banyak sekali macam panggilan untuk wanita yang melahirkan kita, tetapi semua orang pasti setuju bahwa wanita tersebut penting bagi kita.
Bulan Desember identik dengan ibu. Mungkin karena di Indonesia Hari Ibu jatuh pada bulan Desember tepatnya tanggal 22 beberapa hari lalu. Sekarang pertanyaannya adalah apa sih sebenarnya definisi ibu itu sendiri?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2003), “ibu” berarti wanita yang telah melahirkan seorang anak.
Sedangkan menurut Kartono (1992), ibu adalah seorang yang mendidik anak, memelihara fisik anak dan harus melibatkan diri dalam menjamin kesejahteraan psikis anak agar anak bisa mengadakan adaptasi terhadap lingkungan sosial, melatih anak agar mampu mengendalikan instink-instink agar anak menjadi manusia yang disiplin, terkendali dan menjadi baik.
Partasari (2006), menambahkan ibu adalah orang yang memberikan perlindungan dan keteraturan, orang yang harus menciptkan ikatan emosional kuat sehingga dapat membentuk anak lebih bersikap empati dan memberikan penguasaan diri yang baik.
Sedangkan Marzuki (2008) menyatakan ada beberapa karakteristik ibu, diantaranya sebagai berikut:
a. Kasih sayang yang tulus
Ibu yang sejati akan memberikan kasih sayang yang tulus, bukan hanya dalam bentuk belaian namun juga dalam hal pendidikan. Disamping kebutuhan fisik, kebutuhan rohani pun diberikan sedini mungkin.
b. Perasaan yang lembut
Ibu yang sejati dapat membaca situasi jiwa anaknya hanya dengan melihat raut muka dan tingkah laku sang anak. Perasaan terhadap anaknya begitu halus lembut, saat anaknya dihadapkan pada situasi yang sulit.

c. Pemberi nasihat yang baik
Ibu yang sejati suka dan senantiasa memberi nasihat kepada anaknya. Pemberian nasihat ini didorong oleh keinginan ibu untuk melihat anaknya mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya, oleh karena itu ibu selalu menjadi konselor dan tempat mengadu anak-anaknya yang baik.
d. Penyabar dan berlapang dada
ibu yang sejati dapat terlihat dengan sifat sabar dan lapang dadanya. Bukan sang ibu tidak pernah marah, namun ibu pandai dan mampu mengawal perasaannya.
e. Lembut namun tegas
Ibu dapat menempatkan situasi dimana saat-saat lembut dan dimana saat-saat tegas. Disaat-saat tegas, sifat lembutnya masih tetap terjaga.
f. Tidak pilih kasih
Seorang ibu yang sejati akan menyamaratakan kasih sayang terhadap anak-anaknya sendiri maupun terhadap anak orang lain

Begitulah definisi kata “ibu” secara teoritis, tapi menurut saya arti ibu tidak bisa dideskripsikan dan diceritakan sesingkat itu. Arti ibu untuk saya lebih luas dan panjang dan mungkin tidak akan ada habisnya.
Selamat Hari Ibu ^^

*specially 4 Mimi, Met ultah Mimi!@ 28 Desember 2009
Teteh, Aa, Ade selalu sayang Mimi.>*< (kecup)

Referensi : Depertemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Jakarta.
Kartono, Kartini, DR. (1996). Psikologi umum. Bandung: CV. Mandar Maju.
Marzuki. (2008). Ciri-ciri ibu sejati. Tanggal Akses 16 Juli, 2009. http://bfs131.blogspot.com/2008/12/ciri-ciri-ibu-sejati.html
Partasari, D. W. (2006). Ikatan ibu dan anak. Jakarta: Inspired Kids.

IBU, BUNDA, MAMA, MAMI, MOMMY, UMMI, MIMI…..


Banyak sekali panggilan untuk wanita yang melahirkan kita. Sahabat saya memanggil wanita tersebut ibu, sahabat saya yang lain memanggilnya bunda, sedangkan sahabat saya yang satu lagi memanggilnya mama. Ada seorang teman saya juga yang mempunyai panggilan yang lain yaitu ummi. Kalau saya dan kedua adik saya memanggilnya “mimi”. Walaupun banyak sekali macam panggilan untuk wanita yang melahirkan kita, tetapi semua orang pasti setuju bahwa wanita tersebut penting bagi kita.

Bulan Desember identik dengan ibu. Mungkin karena di Indonesia Hari Ibu jatuh pada bulan Desember tepatnya tanggal 22 beberapa hari lalu. Sekarang pertanyaannya adalah apa sih sebenarnya definisi ibu itu sendiri?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2003), “ibu” berarti wanita yang telah melahirkan seorang anak.

Sedangkan menurut Kartono (1992), ibu adalah seorang yang mendidik anak, memelihara fisik anak dan harus melibatkan diri dalam menjamin kesejahteraan psikis anak agar anak bisa mengadakan adaptasi terhadap lingkungan sosial, melatih anak agar mampu mengendalikan instink-instink agar anak menjadi manusia yang disiplin, terkendali dan menjadi baik.

Partasari (2006), menambahkan ibu adalah orang yang memberikan perlindungan dan keteraturan, orang yang harus menciptkan ikatan emosional kuat sehingga dapat membentuk anak lebih bersikap empati dan memberikan penguasaan diri yang baik.

Sedangkan Marzuki (2008) menyatakan ada beberapa karakteristik ibu, diantaranya sebagai berikut:

a. Kasih sayang yang tulus

Ibu yang sejati akan memberikan kasih sayang yang tulus, bukan hanya dalam bentuk belaian namun juga dalam hal pendidikan. Disamping kebutuhan fisik, kebutuhan rohani pun diberikan sedini mungkin.

b. Perasaan yang lembut

Ibu yang sejati dapat membaca situasi jiwa anaknya hanya dengan melihat raut muka dan tingkah laku sang anak. Perasaan terhadap anaknya begitu halus lembut, saat anaknya dihadapkan pada situasi yang sulit.

c. Pemberi nasihat yang baik

Ibu yang sejati suka dan senantiasa memberi nasihat kepada anaknya. Pemberian nasihat ini didorong oleh keinginan ibu untuk melihat anaknya mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya, oleh karena itu ibu selalu menjadi konselor dan tempat mengadu anak-anaknya yang baik.

d. Penyabar dan berlapang dada

ibu yang sejati dapat terlihat dengan sifat sabar dan lapang dadanya. Bukan sang ibu tidak pernah marah, namun ibu pandai dan mampu mengawal perasaannya.

e. Lembut namun tegas

Ibu dapat menempatkan situasi dimana saat-saat lembut dan dimana saat-saat tegas. Disaat-saat tegas, sifat lembutnya masih tetap terjaga.

f. Tidak pilih kasih

Seorang ibu yang sejati akan menyamaratakan kasih sayang terhadap anak-anaknya sendiri maupun terhadap anak orang lain

Begitulah definisi kata “ibu” secara teoritis, tapi menurut saya arti ibu tidak bisa dideskripsikan dan diceritakan sesingkat itu. Arti ibu untuk saya lebih luas dan panjang dan mungkin tidak akan ada habisnya.

Selamat Hari Ibu ^^


*specially 4 Mimi, Met ultah Mimi!@ 28 Desember 2009

Teteh, Aa, Ade selalu sayang Mimi.>*< (kecup)


Referensi : Depertemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Jakarta.

Kartono, Kartini, DR. (1996). Psikologi umum. Bandung: CV. Mandar Maju.

Marzuki. (2008). Ciri-ciri ibu sejati. Tanggal Akses 16 Juli, 2009. http://bfs131.blogspot.com/2008/12/ciri-ciri-ibu-sejati.html

Partasari, D. W. (2006). Ikatan ibu dan anak. Jakarta: Inspired Kids.

Rabu, 11 November 2009

COPING STRESS

Di hari senin yang hectic 2 hari lalu, saya diharuskan untuk lebih sabar. Selain jalanan yang memang setiap hari tidak pernah berubah, selalu macet. Bus dari arah Bekasi-Kp. Rambutan yang non-AC dan penuh. Ditambah pula dengan seorang penumpang yang merokok di angkot menuju Depok! Astagfirullah.... sabar-sabar.

Kejadian-kejadian diatas mungkin sering dialami oleh banyak orang. Kejadian yang membuat marah, kesal dan stress dan akhirnya membuat mood memburuk selama sehari penuh. Banyak cara untuk menangani stress yang disebut dengan coping stress. Ada dua cara dalam coping stress yaitu coping yang berfokus pada masalah (problem-facused coping) dan coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping). Cara yang saya pakai menyangkut kejadian tadi pagi adalah dengan menggunakan emotion-focused coping yaitu strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan penilaian defensif (Lazarus dalam Santrock, 1995).

Menurut Goldberger & Breznitz (1982) ada lima cara yang dapat dilakukan jika ingin melakukan emotion-focused coping yaitu :
a. Mengontrol diri
Mengontrol diri menjelaskan bagaimana ia bertindak dalam mengatasi masalah, apakah ia bertindak gegabah atau tenang.
b. Melepaskan diri
Melepaskan diri berarti berfikir bagaimana caranya lepas dari masalah dengan melakukan aktivitas secara positif.
c. Penilaian kembali secara positif
Penilaian kembali secara positif dijelaskan dengan menciptakan penilaian yang positif dengan fokus kepada perkembangan pribadi dan juga termasuk berdoa dan dikembalikan kepada agama (Tuhan).
d. Menerima tanggung jawab
Menerima tanggung jawab berarti kemampuan seseorang dalam menempatkan dirinya pada masalah yang ia hadapi dan termasuk mencoba membuatnya menjadi lebih baik.
e. Menjauh atau menghindar
Menjauh dilakukan dengan menjauhkan diri dari stressor atau dengan membuat penampilan yang dianggap positif.

Dengan cara penanganan stres seperti itu diharapkan banyak orang yang bisa mengatasi stresnya dengan cara yang benar. Sehingga kejadian seperti yang saya (dan banyak orang) alami tadi pagi tidak akan merubah mood menjadi buruk. Mudah-mudahan bermanfaat ya! ^^

Referensi : Goldberger, L. & Breznitz, S. (1982). Handbook of stress : Theorotical and clinical aspects. New York : The Free Press.
Santrock, J.W. (1995). Life-Span Development : Perkembangan masa hidup. Jakarta : Erlangga.

PERSAHABATAN

Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong

Hal yang tak mudah berubah jadi indah
(Sindentosca-Kepompong)

Sebait lagu diatas menggambarkan betapa pentingnya sebuah persahabat bagi kehidupan manusia. Manusia itu memang makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Mau bagaimanapun juga kita pasti membutuhkan seseorang yang berada didekat kita. Selain keluarga, biasanya yang berada didekat kita adalah sahabat.
Liburan adalah moment yang tepat bagi saya untuk berkumpul kembali dengan para sahabat-sahabat lama yang mungkin tidak bisa dilakukan pada hari-hari biasa. Seperti acara liburan lebaran kemarin. Biasanya sahabat-sahabat saya yang kuliah di luar kota pasti pulang kerumah. Dan akhirnya kami memutuskan untuk bertemu dan berkumpul kembali. Bersilaturahmi sekaligus mempererat kebersamaan kami.

Manusia memang membutuhkan sebuah jalinan persahabatan. Persahabatan sangat berguna untuk kehidupan seseorang. Menurut Gottman dan Parker (dalam Papalia, 2008) terdapat enam fungsi persahabatan, antara lain :
  1. Pendampingan (companionship), Persahabatan menyadiakan pasangan yang dikenal, seseorang yang bersedia menghabiskan waktu dan menikmati aktivitas bersama-sama.
  2. Stimulasi (stimulation), Persabatan menyediakan informasi yang menarik, kesenangan dan hal-hal yang menyenangkan bagi individu.
  3. Dukungan fisik (physical support), Persahabatan menyediakan sumber daya dan dukungan yang nyata. Sahabat akan mengulurkan bantuan yang diperlukan oleh individu.
  4. Dukungan ego (ego support), Persahabatan menyediakan harapan dan dukungan, pembesaran hati (encouragement), dan feedback yang membantu untuk mempertahankan impresi mengenai diri mereka sendiri sebagai individu yang kompeten, menarik dan berharga.
  5. Perbandingan sosial (social comparison), Persahabatan menyediakan infomasi mengenai bagaimana seseorang menghadapi satu sama lain dan apakah seseorang dapat menghadapi segala sesuatunya dengan baik-baik saja.
  6. Keintiman/kasihsayang (intimacy/affection), Persahabatan menyediakan hubungan yang hangat, dekat dan terpercaya dengan individu lain. Hubungan persahabatan melibatkan pengungkapan diri yag didasari oleh keintiman. Persahabatan dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih altruistic dan sensitive terhadapa perasaannya sendiri maupun perasaan orang-orang disekitarnya.

Dengan banyaknya fungsi dari persahabatan itu sendiri, maka tidak diragukan lagi bahwa sahabat itu merupakan suatu hal yang penting dalam hidup seseorang. For good times and bad times, they’ll be on your side forever more. That's what friends are for, right?

^^ untuk Loemot Xsas, mEin9iSnaRa, ceputaz kapan kumpul lagi?hee... Friends like a star, it not always seen. But it always there... miss u all gals! ^*^ (kecup)

Referensi : Papalia, E.D. (2008). Human development (psikologi perkembangan). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Kamis, 15 Oktober 2009

Belajar Bahasa Korea

Belakangan ini industri perfilman di Indonesia tidak hanya dibanjiri dengan film-film hollywood dan film-film Indonesia (yang mulai bangkit) saja. Tetapi, film-film dan serial-serial yang berasal dari Asia juga banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Sekarang tidak hanya film action yang dibintangi oleh Jackie Chan, Jet Lie, Andy Lau, dan aktor-aktor film action lainnya saja yang disenangi oleh masyarakat Indonesia. Film dan serial drama pun sudah mulai digandrungi.

Biasanya film dan serial drama Asia yang ditayangkan berasal dari Korea, Jepang, Taiwan, dan China. Contoh serial drama Korea yang baru-baru ini amat sangat booming yaitu Boys Before Flower. Kenapa bisa saya katakan begitu? Karena film itu membuat banyak orang (termasuk teman dan adik saya) yang mengaku tidak suka film Asia ikut menonton. Bahkan salah satu tabloid sampai membuat beberapa edisi khusus serial ini! Dan ternyata akhir-akhir aini saya lihat tabloid itu mengeluarkan edisi full BBF! It’s amazing, isn’t? ^^b

Gara-gara sering menonton film dan serial Korea juga mendengarkan lagu-lagunya, saya menjadi ingin mempelajari bahasa Korea. Disini saya akan membagi beberapa bahasa Korea (yang saya tahu).

• Annyong haseyo : Salam umum (halo, selamat pagi;siang;sore, apa
kabar)
• Yoboseyo! : Halo! (saat berbicara di telepon dan untuk
menarik perhatian seseorang)
• Chamkkan manyo : Sebentar saja
• Kamsahamnida/Gomawoyo : Terima kasih
• Mianhamnida : Maaf atau Maafkan saya
• Irum-i mwo shimnikka? : Siapa namamu?
• Na-nun Mei imnida : Nama saya Mei
• Indonesiaeso wassemnida : Saya berasal dari Indonesia
• Anio : Tidak
• Chapsuseyo! : Silahkan (makan)!
• Saeng-iri onje eyo? : Kapan hari ulang tahunmu?
• Saeng-il chukka haeyo! : Selamat ulang tahun!

Beberapa kata-kata umum dalam bahasa Korea diatas merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari yang saya sering dengar dari film dan serial-serial Korea. So, belajar bahasa asing juga bisa melalui media film kan? Dengan begitu kalau nanti ada artis Korea yang datang ke Indonesia minimal kita bisa teriak dan bilang Saranghaeyo!* heee..... Selamat belajar bahasa Korea semuanya! 

* : Aku cinta kamu
Referensi : Mente, B.L.D. (2007). Belajar Cepat Bahasa Korea: Praktis dan Menyenangkan. Jogjakarta : Think.

annyong haseo...... ^ ^

hahaha.... sebenernya males bikin gini-ginian... soalnya kenapa ya?? ya... males ajh heeee...

ini tuh berawal dari semua teman2, kerabat, dan kolega (halah2....) yang udah punya blog sebelumnya..
kata mereka "eh ade lo ajh punya blog masa lo ga punya??"
MENYEBALKAN!!

terus sekarang jadi diWAJIBkan punya blog gara2 ada tugas bikin blog!! hadooohhhh...
jadi maaf2 klu nanti jarang2 ngisi nih blog ato sekalinya diisi bahsanya agak formal geto,, ya wong tugas koq!! ;)

okkk.... then, i'll keep on writing here! ^^