Minggu, 03 Januari 2010

Daftar Kreativitas:


1. Seminar : a). Kuliah Umum Psikologi “Berkenalan dengan Psikologi Transpersonal” oleh BEM Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma 2007

b). “Public Warning Kebijakan Penggunaan Zat Aktif Merkuri dan Hidroquinon pada Produk Kosmetika” oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007

c). “Life Evolution Training with Walk on Fire” oleh BEM Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma 2008

d.) Seminar Ilmiah Nasional PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur, dan Teknik Sipil) ”Peningkatan Daya Saing Bangsa Melalui Revitalisasi Peradaban” Universitas Gunadarma 2009

2. Pengalaman sebagai asisten : Asisten Laboratorium Dasar Psikologi Universitas Gunadarma 2009-sekarang

3. Beasiswa yang pernah didapat : a.) Beasiswa BBM Universitas Gunadarma 2008-2009

b.) Beasiswa BBM Universitas Gunadarma 2009-2010

TAHAP dan TIPE PEROKOK


Dewasa ini masyarakat sudah tahu betul apa bahaya merokok. Tetapi, dengan bertambahnya pengetahuan tentang bahaya merokok tidak memengaruhi seseorang untuk berhenti atau mencoba merokok. Dulu hanya pria dewasa saja yang merokok, tetapi sekarang wanita pun mulai tidak malu untuk merokok. Perilaku merokok tidak hanya dilakukan oleh pria dan wanita dewasa saja, tetapi juga dilakukan oleh remaja dan anak-anak di bawah umur.

Saya pernah melihat seorang pengamen kecil sedang membeli 3 batang rokok di warung kelontongan pinggir jalan. Padahal kalau dilihat dari ukuran badan sang pengamen kecil, sepertinya dia tidak jauh umurnya dengan keponakan saya yang duduk di kelas satu SD. Miris sekali melihat itu semua!

Kenapa sih seseorang bisa menjadi perokok?? Apa sih tahap-tahap sehingga seseorang dikatakan sudah menjadi perokok? Lalu tipe-tipe perokok itu apa saja? Mungkin beberapa tokoh di bawah ini dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Menurut Leventhal & Clearly (dalam Komalasari & Helmi, 2000) terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu :

1. Tahap Prepatory. Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.

2. Tahap Initiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.

3. Tahap Becoming a Smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

4. Tahap Maintenance of Smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

Sedangkan menurut Smet (1994) ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok tersebut adalah :

1. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.

2. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.

3. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.


Sekarang bisa diklasifikasikan, si pengamen kecil masuk tipe perokok apa ya? Ajaib (menurut saya) sekaligus menyedihkan sekali apabila dia masuk kategori tipe perokok berat.


Referensi : Komalasari, D. & Helmi, A.F. 2000. Faktor-faktor penyebab perilaku

merokok pada remaja.

http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perilakumerokok_avin.pdf (Diakses 15-02-2009)

Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta : PT. Grasindo

PERILAKU MODELING

Usia remaja merupakan usia dimana individu mencari identitas dan ingin mencoba banyak hal baru. Para remaja biasanya mempunyai tolak ukur atau patokan dalam berbagai hal. Salah satu yang menjadi role model biasanya artis yang dia sukai.
Seperti seorang teman saya yang saat ini sedang menyukai salah satu anggota boyband Korea, dia akhirnya mewarnai rambutnya menjadi merah tembaga (??) atau apalah itu warnanya seperti artis tersebut. Atau seperti adik saya yang suka Naruto dan berencana ingin membuat jaket seperti salah satu tokoh di cerita tersebut. Atau seorang anak yang ingin menjadi seorang dokter karena melihat ayahnya yang seorang dokter.
Meniru orang lain itu disebut dengan Modeling. Modeling atau imitasi menurut Hardy & Heyes (1985) diartikan sebagai suatu individu yang meniru suatu perbuatan yang dilakukan oleh model. Tingkah laku manusia lebih banyak dipelajari melalui modeling atau imitasi daripada melalui pengajaran langsung (Ahmadi & Supriyono, 2004).
Menurut Bandura (dalam Santrock, 2003) manusia belajar dengan mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain. Melalui belajar observasi, manusia secara kognitif merepresentasikan tingkah laku orang lain dan kemudian mungkin mengambil tingkah laku tersebut.
Model-model yang ditiru menurut Slameto (1988) dapat di golongkan menjadi:
a. Kehidupan yang nyata (real life)
Misalnya : orang tua di rumah, guru di sekolah dan orang lain dalam masyarakat.
b. Simbolik (symbolic)
Termasuk dalam golongan ini adalah model yang di presentasikan secara lisan, tertulis atau dalam bentuk gambar.
c. Representasional (representational)
Termasuk dalam golongan ini adalah model yang di presentasikan dengan menggunakan alat-alat audiovisual, terutaman televisi dan video.

Sebenarnya meniru orang lain dalam hal apapun merupakan hal yang lumrah dan sah-sah saja. Asalkan kita memang tahu kalau sesuatu yang kita tiru memang sesuatu yang baik untuk diri kita dan tidak menimbulkan kerugian untuk kita. Selamat mencari role model yang benar! ^-^d

Referensi : Ahmadi, H.A. & Supriyono, W. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Slameto. (1988). Belajar dan fakto-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT. Bina Aksara

RESOLUSI 2010


Setiap tahun berganti, biasanya setiap orang membuat resolusi untuk tahun ke depannya. Walaupun tidak semua orang menuliskan resolusinya secara tertulis, tetapi minimal setiap orang pasti memiliki keinginan yang ingin diwujudkan di tahun yang baru. Saya termasuk orang yang menuliskan resolusi saya setiap pergantian tahun. Menurut saya, membuat resolusi dan menuliskannya akan membuat kita terpacu untuk mewujudkan resolusi yang telah kita buat tersebut sekaligus untuk menjadi pengingat kita kekita kita membaca tulisan kita lagi.

Tapi, pernahkah resolusi yang kita buat malah membuat kita stress?? Saya pernah. Biasanya diakhir tahun saya mengevaluasi resolusi yang pernah saya buat apakah terwujud atau tidak. Kalau semua resolusi saya terwujud atau banyak yang terwujud, pasti saya akan merasa senang sekaligus puas. Tetapi, kalau banyak resolusi yang tidak terwujud pasi saya akan kesal, marah, dan kecewa.

Suatu Keadaan atau situasi yang dapat menimbulkan stress disebut sumber stress (stressor). Menurut Yates (dalam Haber dan Runyon, 1984), sumber stress dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Stressor eksternal

Yaitu sebagai tekanan atau tuntunan dari lingkungan di luar diri individu yang tidak secara sengaja diciptakan oleh individu bersangkutan. Stressor eksternal ini antara lain dapat berasal dari lingkungan keluarga, teman, lingkungan pekerjaan, atau masyarakat yang lebih luas. Jadi menurut penggolongan ini sumber stress pada dasarnya adalah kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi keseimbangan individu.

2. Stressor internal

Yaitu berbagai tekanan atau tuntutan yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Stressor ini bersumber dari idealisme, sistem nilai, komitmen pribadi, self esteem dan kepribadian yang dimiliki seseorang. Stressor ini dibentuk sendiri oleh individu yang bersangkutan berdasarkan idealisme dan nilai-nilai pribadi yang dimilikinya atau terbentuk menjadi karakteristik tertentu setelah melalui suatu proses yang kemudian disebut dengan kepribadian.


Kalau melihat dari kasus yang pernah saya alami, stressor yang saya dapat termasuk pada stressor internal. Kenapa? Karena pada waktu itu saya membuat resolusi yang agak muluk (fufufufu... /^^;). Pada waktu itu, saya pikir saya dapat mewujudkan resolusi saya, tanpa saya ukur dengan kemampuan yang saya miliki ^^v. Tapi ternyata saya memang tidak bisa mewujudkan resolusi-resolusi tersebut hee...

Mungkin pada saat itu, kesalahan bukan hanya datang dari resolusi yang terlalu muluk. Tetapi, mungkin juga datang dari saya yang tidak disiplin dan tidak bekerja keras untuk mewujudkan keinginan-keinginan saya. Oleh karena itu, saya menjadi marah, kesal, dan kecewa kepada diri saya sendiri dan akhirnya menimbulkan stress.

Terlepas dari itu semua, menurut saya mempunyai resolusi itu perlu. Karena kita akan mempunyai arah dan tujuan hidup minimal untuk satu tahun ke depan. Resolusi itu kita sendiri yang membuat, dan pasti kita yang akan melaksanakannya. So, jangan buat resolusi yang muluk-muluk dan tetap lihat kemampuan kita. Bisa atau tidak kita melakukannya? Tingkatkan resolusi kamu setiap tahun, pelan-pelan saja tapi pasti. Daripada tidak sama sekali kan??

Selamat Tahun Baru....... Hwaiting~ p(^o^)q

PENGARUH FACEBOOK BAGI REMAJA (PELAJAR dan MAHASISWA)

Oleh :

Meiyanti Prihati

10506263 / 4 PA 01

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Banyaknya peminat terhadap situs jejaring sosial belakangan ini membuat individu berlomba-lomba membuat account pribadi pada situs jejaring sosial itu. Di Indonesia peminat dari situs jejaring sosial ini tidak hanya orang dewasa saja, tetapi para remajapun merasa mempunyai “kewajiban” untuk bergabung dalam situs jejaring sosial ini. Dengan adanya situs jejaring sosial, maka banyak mengubah perilaku manusia. Dampak dari adanya situs jejaring sosial ini ada dua, yaitu dampak positif dan negatif.

Salah satu situs jejaring sosial adalah facebook. Facebook, mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial yang sangat digemari masyarakat saat ini. Dan sudah sewajarnya, setiap teknologi baru, apapun bentuknya, pasti mempunyai dampak positif dan negatif. Begitu juga dengan facebook, punya dampak positif dan negatif juga.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh situs jejaring sosial yaitu facebook terhadap perilaku penggunanya berdasarkan kelompok usia remaja.

TINJAUAN PUSTAKA

Situs Jejaring Sosial

Perkembangan teknologi dan interaksi sosial di era globalisasi ini sangat berkembang pesat, tidak terkecuali dengan kehadiran situs jejaring sosial yang banyak bermunculan belakangan ini. Pengertian situs jejaring sosial sendiri yakni suatu struktur sosial yang terbentuk dari simpul-simpul (individu atau organisasi) yang “diikat” atau dipersatukan oleh sebuah situs. Umumnya situs berfungsi sebagai jalinan pertemanan dalam dunia maya. Namun banyak hal lagi yang dapat kita lakukan di situs jejaring sosial (Anonim, 2009). Sekarang sudah banyak macam-macam situs jejaring sosial antara lain : MySpace, Friendster, Hi5, Facebook, Twitter, Linked In, FUPEI, Bebo dll.

Facebook

Facebook adalah situs web jaringan sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat-e suatu universitas (seperti .edu, .ac.uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs ini.

Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan dengan alamat email apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah tingkat atas, tempat kerja, atau wilayah geografis.

Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serika, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya (Anonim, 2009).

Pengaruh Facebook Bagi Remaja (Pelajar dan Mahasiswa)

a. Dampak Positif

1. Dapat menambah teman.

Awalnya remaja mengetahui facebook dari teman, saudara, ataupun media elektronik lainnya, karena facebook sedang marak-maraknya di dunia maya, maka mereka pun mengikuti trend yang ada saat ini, karena di facebook itu sendiripun memiliki berbagai informasi yang berguna bagi para penggunannya dan hal-hal lain yang mereka anggap penting. Hal tersebut merupakan proses interaksi secara imitasi karena setiap individu memiliki kecenderungan untuk melakukan seperti yang dilakukan oleh orang lain (Soekanto, 2005), namun mereka meniru hal tersebut sesuai dengan nilai-nilai atau kaidah yang berlaku tidak meniru tindakan yang menyimpang, dengan adanya minat dan perhatian yang besar, kini facebook banyak dikunjungi oleh para peminatnya dari yang muda sampai yang tua pun ikut eksis dalam meramaikan situs tersebut.

2. Dapat berinteraksi jarak jauh dan dapat menemukan orang yang kita kenal yang telah lama tidak bertemu.

Facebook dapat melayani interaksi jarak jauh tanpa adanya tatap muka, baik dengan teman, saudara, maupun relasi. Pada remaja, terkadang juga berpisah dengan teman, saudara, atau pacar bisa karena alasan pindah rumah, sekolah, atau sudah lulus dan akhirnya mengambil universitas yang berbeda. Maka melalui facebook, mereka bisa tetap menjalin interaksi walaupun dengan jarak jauh. Selain itu facebook juga bisa menemukan teman lama seperti teman TK atau SD yang sudah lama tidak bertemu.

3. Dapat memperluas pertemanan lintas dunia.

Dengan adanya facebook, remaja dapat menambah teman bahkan mereka dapat menambah teman yang berbeda negara. Hal ini akan menambah wawasan remaja itu sendiri.

4. Dapat bergabung dengan kelompok atau satuan organisasi yang ada.

Layanan lain dari facebook ini adalah para pengguna dapat bergabung dengan kelompok/grup-grup tertentu untuk menjalin kerjasama yang solid. Hal ini terdapat dalam bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu kerjasama. Kerjasama timbul apabila orang menyadari kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan kepentingan-kepentingan yang sama. Masa remaja dimana biasanya mereka menyukai atau fanatik dengan sesuatu. Maka remaja tersebut dapat bergabung dengan kelompok atau organisasi yang ada di facebook. Contohnya, remaja yang memiliki hobi hiking, dia dapat bergabung dengan komunitas hiker. Manfaatnya, remaja dapat mengetahui informasi tentang komunitas tersebut dan sekaligus menjadi tempat berdiskusi sesama hiker.

5. Adanya fasilitas room chating

Dengan adanya fasilitas ini, para pengguna facebook dapat berinteraksi langsung dengan teman yang sedang online.

6. Tempat “curhat”

Salah satu sifat remaja yang terkadang ingindiperhatikan orang lain ini cocok dengan kelebihan facebook yaitu menjadikan facebook tempat “curhat”. Dimana pengguna dapat mengisi status update dengan masalah yang dihadapi. Maka teman kita biasanya akan berkomentar dengan memberikan alternatif pemecahan masalah atau hanya memberikan semangat saja.


b. Dampak Negatif

1. Malas belajar dan mengerjakan tugas

Facebook ternyata tak selamanya membawa pengaruh baik pada para pelajar dan mahasiswa. Sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski, peneliti dari Ohio State University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna Facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para mahasiswa non pengguna Facebook. Tidak hanya mahasiswa, namun diduga Facebook juga telah menyebabkan waktu belajar para siswa tersita oleh keasyikan berselancar di situs jaring sosial yang tengah populer ini. Para pengguna Facebook mengakui waktu belajar mereka memang telah tersita. Rata-rata para siswa pengguna Facebook kehilangan waktu antara 1-5 jam sampai 11-15 jam waktu belajarnya per minggu untuk bermain Facebook (Anonim, 2009). Selain itu facebook juga menjadi sarana untuk menghabiskan waktu seperti bermain game yang ada di facebook bersifat adiktif dan dapat mengganggu belajar remaja (Turner, 2009).

2. Mengeluarkan biaya banyak

Para remaja yang sudah ketagihan facebook biasanya akan selalu membuka facebook. Minimal untuk meng-update status mereka. Oleh karena itu, mereka terkadang harus mempunyai uang untuk membeli pulsa.

3. dapat terjadi keadaan deindividuasi

deindividuasi yaitu keadaan dimana seseorang mengaburkan identitasnya (Soekanto, 2009). Dalam facebook bisa diartikan yaitu dimana pengguna mengaburkan identitasnya dan mereka memungkinkan untuk bertindak kekerasan verbal (kata-kata), seperti menjelek-jelekan, mencemooh, mengolok-olok, berkata vulgar karena mereka berpikir bahwa mereka toh hanya kenal di dunia maya.

4. Mengganggu kesehatan

Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain. Ringkasnya, kecanduan Facebook dapat menyebabkan melemahnya kekebalan tubuh, menurunkan tingkat hormon, dan fungsi urat nadi, juga merusak penampilan mental (impair mental performance). Bahkan, kecanduan Facebook juga dapat meningkatkan risiko terkena masalah kesehatan, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan pikun (Anonim, 2009).

5. Kecanduan dengan interaksi di dunia maya daripada dunia nyata

Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya. Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Biasanya ini terjadi pada remaja yang memiliki kepercayaan diri yang rendah atau memiliki sifat pemalu dan intovert sehingga apabila bertemu dengan teman secara langsung maka remaja tersebut akan canggung dan tidak nyaman.

KESIMPULAN

Facebook nmerupakan salah satu situs jejaring sosial yaang masih diminati yang dapat mempererat silaturahmi, menambah teman dan wawasan. Tetapi apabila para pengguna facebook terutama para remaja tidak dapat membatasi dirinya dalam menggunakan facebook, maka facebook juga bisa menimbulkan masalah yang tidak hanya bidang akdemik dan sosial tetapi juga kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Aji, M. (2009). Dampak positif dan negatif facebook. http://mmadjie.blogspot.com/2009/06/dampak-positif-dan-negatif-facebook.html. (Diakses 07-10-09).

Anonim. (2009). Facebook bisa akibatkan stroke dan pikun!. http://www.romeltea.com/tag/pengaruh-facebook/.(Diakses 07-10-09).

Anonim. (2009). Macam situs jejaring sosial. http://ict-site.blogspot.com/2009/03/macam-situs-jejaring-sosial_5012.html. (Diakses 13-11-09).

Soekanto, S. (2005). Sosiologi : Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Turner, D. (20090. Facebook dan perilaku "baru". http://konselingyuk.blogspot.com/2009/02/facebook-dan-perilaku-baru.html. (Diakses 07-10-09).

PENGARUH INTERNET BAGI GAYA HIDUP MANUSIA DI KOTA BESAR

Oleh :

Meiyanti Prihati

10506263 / 4 PA 01

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cepatnya kemajuan teknologi dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia. Salah satu teknologi yang sangat diminati oleh masyarakat belakangan ini adalah dengan hadirnya internet. Kebutuhan manusia akan informasi dan saling bertukar informasi untuk keperluan pribadi atau kelompok guna mencapai tujuan atau kemajuan masing-masing. Dengan adanya kebutuhan itu, internet sangat berguna untuk kebutuhan manusia sekarang ini.

Masyarakat di kota besar pasti berbeda dengan masyarakat di kota kecil. Biasanya gaya hidup masyarakat di kota besar hedonis dan individualis. Lalu bagaimana masyarakat di kota besar dalam menggunakan internet? Dan bagaimana pengaruh internet terhadap gaya hidup manusia di kota besar?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh internet bagi gaya hidup manusia di kota besar.

TINJAUAN PUSTAKA

Internet

Internet merupakan jaringan informasi keseluruh dunia yang terdiri dari ribuan jaringan komputer kecil dan jutaan komputer pribadi, pemerintahan, pendidikan, dll, yang dapat bertukar informasi satu dengan yang lainnya. Biasanya digunakan untuk tukar menukar informasi (berupa surat, berita, dll), komersial, pendidikan, dll (Wojowasito, 1997).

Sedangkan menurut Daryanto (2004) internet adalah kumpulan yang luas dari jaringan komputer besar dan kecil yang saling berhubungan menggunakan jaringan komunikasi yang ada di seluruh dunia.

Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Adler (dalam Chaplin, 1997) adalah cara seorang individu menanggapi lingkungan dan kebutuhan atau aspirasinya yang individual dan karakteristik sifatnya. Konsep tersebut mencakup keseluruhan motivasi dan pola tingkah laku individu sepanjang hidupnya.




Pengaruh Internet Bagi Gaya Hidup Manusia di Kota Besar

Indonesia memiliki beberapa propinsi yang masing-masing propinsi memiliki ibukotanya masing-masing. Setiap ibukota propinsi di Indonesia biasanya merupakan kota besar yang ada di Indonesia. Gaya hidup masyarakat di kota besarpun pasti berbeda dengan gaya hidup masyarakat di kota kecil (pedesaan). Biasanya masyarakat di kota besar memiliki gaya hidup yang individualis, hedois, dan menginginkan semua yang serba praktis. Kepraktisan itu bukan hanya dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti makanan, pakaian, tau kebutuhan tumah. Tetapi, juga dibutuhkan dalam hal mengetahui informasi dan komunikasi.

Pada awal kemunculan teknologi di dunia ini,konsekuensi yang harus di terima oleh manusia adalah teknologi memperbudak umat manusia. Teknologi yang semakin pesat berkembang seiring dengan bergulirnya waktu,membuat manusia harus mengikuti perkembangan teknologi. Manusia telah menyadari konsekuensi ini dari awal kemunculan teknologi. Tetapi,manusia tetap men”Tuhan”kan teknologi,karena manusia sangat butuh akan teknologi. Sehingga,dampak yang terjadi adalah teknologi bisa memberikan keuntungan dan kemudahan dalam kehidupan manusia,namun juga bisa menyebabkan kerugian dari teknologi yang di ciptakan oleh manusia sendiri. Salah satu yang dibutuhkan manusia saat ini adalah informasi melalui teknologi internet.

Manusia di kota besar yang paling besar kemungkinan terpengaruh oleh internet. Apalagi dengan semakin maraknya internet, manusia semakin menghabiskan waktunya di depan layar komputer, bahkan sekarang internetpun bisa diakses melalui ponsel. Pola pikir manusia menjadi tidak rasional, dengan kata lain memiliki daya imajinasi yang terlalu tingi. Selain itu konsekuensi yang harus diterima adalah muncunculnya komunitas virtual. Manusia lebih mudah terpengaruh dan lebih percaya akan adanya sebuah rumor, yang secara rasional belum terbukti kebenarannya. Informasi yuang diterima lewat internet atau lewat situs-situs tertentu secara otomatis akan menjadi bahan obrolan masyarakat.

Berkembangnya internet tidak hanya mempengaruhi perilaku orang dewasa. Karena begitu banyaknya hal-hal yang bisa dilakukan melalui internet, internet sekarang bukan sekedar sutau hiburan, tetapi menjadi suatu kebutuhan. Pengguna internetpun semakin meluas. Bukan hanya di kalangan orang-orang dewasa saja, tetapi anak-anak SD pun sudah sangat mengenal internet. Ini dikarenakan mudah sekali untuk mengakses internet yabg bahkan anak-anakpun bisa untuk menggunakannya.

Perilaku negatif yang biasanya mempengaruhi anak-anak adalah perilaku agresif. Biasanya ini dialami oleh anak yang sudah kecanduan games online yang menonjolkan unsur-unsur seperti kekerasan dan agresifitas. Banyak pakar pendidikan mensinyalir bahwa games beraroma kekerasan dan agresi ini adalah pemicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri anak.

Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Saat tengah berselancar di internet,para pengguna internet sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks. Meski demikian,mengajarkan internet bagi anak,di zaman sekarang merupakan hal penting. Hanya saja, demi mencegah dampak negatifnya, ada beberapa hal yang harus dilakukan orangtua. Tetapi, karena kebanyakan orang tua yang tinggal di kota besar juga bekerja sehingga tidak sempat untuk mengawasi anak mereka, maka anak-anak biasanya tidak ada yang mengawasi sehingga dampak negarif tersebut mempunyai peluang besar untuk dialami anak yang tinggal di kota besar. Selain itu, survey barubaru ini menunjukkan bahwa seperempat anak berusia 10-17 tahun telah direpa oleh berbagai seksual material dari Internet secara tidak sengaja dan empat diantara 10 kaget karena pengalaman tersebut (Mitchell, Finkelhor, dan Wolak, 2003). Yang paling menyedihkan lagi, beberapa operator situs porno tersebut membuat traffic untuk situs mereka dengan menggunakan beragam situs yang popular di kalangan anak-anak, seperti Disney.com.

Sebenarnya internet dibuat untuk membantu manusia menambah wawasan dan pengetahuan, memperluas pertemanan, bisa berinteraksi dengan dunia luar, mendapatkan banyak informasi tentang dunia luar, memudahkan berbagai aktivitas seperti bekerja, kuliah jarak jauh melalui internet, bahkan berbelanja, dan memperlancar komunikasi. Tetapi, terkadang karena manusia yang tidak dapat menggunakannya dengan bijak maka perkembangan teknologi internet ini dapat membuat masalah baru.

KESIMPULAN

Dengan semakin majunya teknologi terutama internet belakangan ini, tanpa disadari akan mempengaruhi gaya hidup manusia. Tidak hanya orang dewasa, tetapi anak-anakpun bisa menjadi korban. Masyarakat di kota besar yang biasanya lebih “maju” memiliki peluang besar untuk terpengaruh oleh adanya internet. Gaya hidup individual, konsumtif, dan hedonis yang menjadi “cap” masyarakat di kota besar mungkin akan menjadi bertambah apabila masyarakat itu sendiri tidak bijak dalam menggunakan internet.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Dampak pengguna informasi (internet). http://iel-zone.blogspot.com/2009/05/dampak-penggunaan-informasi-internet.html (Diakses 18-09-09)

Chaplin, J.P. (1997). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Wojowasito, S. (1997). Kamus bahasa indonesia (edisi revisi). Malang: C.V. Pengarang.