Setiap tahun berganti, biasanya setiap orang membuat resolusi untuk tahun ke depannya. Walaupun tidak semua orang menuliskan resolusinya secara tertulis, tetapi minimal setiap orang pasti memiliki keinginan yang ingin diwujudkan di tahun yang baru. Saya termasuk orang yang menuliskan resolusi saya setiap pergantian tahun. Menurut saya, membuat resolusi dan menuliskannya akan membuat kita terpacu untuk mewujudkan resolusi yang telah kita buat tersebut sekaligus untuk menjadi pengingat kita kekita kita membaca tulisan kita lagi.
Tapi, pernahkah resolusi yang kita buat malah membuat kita stress?? Saya pernah. Biasanya diakhir tahun saya mengevaluasi resolusi yang pernah saya buat apakah terwujud atau tidak. Kalau semua resolusi saya terwujud atau banyak yang terwujud, pasti saya akan merasa senang sekaligus puas. Tetapi, kalau banyak resolusi yang tidak terwujud pasi saya akan kesal, marah, dan kecewa.
Suatu Keadaan atau situasi yang dapat menimbulkan stress disebut sumber stress (stressor). Menurut Yates (dalam Haber dan Runyon, 1984), sumber stress dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Stressor eksternal
Yaitu sebagai tekanan atau tuntunan dari lingkungan di luar diri individu yang tidak secara sengaja diciptakan oleh individu bersangkutan. Stressor eksternal ini antara lain dapat berasal dari lingkungan keluarga, teman, lingkungan pekerjaan, atau masyarakat yang lebih luas. Jadi menurut penggolongan ini sumber stress pada dasarnya adalah kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi keseimbangan individu.
2. Stressor internal
Yaitu berbagai tekanan atau tuntutan yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Stressor ini bersumber dari idealisme, sistem nilai, komitmen pribadi, self esteem dan kepribadian yang dimiliki seseorang. Stressor ini dibentuk sendiri oleh individu yang bersangkutan berdasarkan idealisme dan nilai-nilai pribadi yang dimilikinya atau terbentuk menjadi karakteristik tertentu setelah melalui suatu proses yang kemudian disebut dengan kepribadian.
Kalau melihat dari kasus yang pernah saya alami, stressor yang saya dapat termasuk pada stressor internal. Kenapa? Karena pada waktu itu saya membuat resolusi yang agak muluk (fufufufu... /^^;). Pada waktu itu, saya pikir saya dapat mewujudkan resolusi saya, tanpa saya ukur dengan kemampuan yang saya miliki ^^v. Tapi ternyata saya memang tidak bisa mewujudkan resolusi-resolusi tersebut hee...
Mungkin pada saat itu, kesalahan bukan hanya datang dari resolusi yang terlalu muluk. Tetapi, mungkin juga datang dari saya yang tidak disiplin dan tidak bekerja keras untuk mewujudkan keinginan-keinginan saya. Oleh karena itu, saya menjadi marah, kesal, dan kecewa kepada diri saya sendiri dan akhirnya menimbulkan stress.
Terlepas dari itu semua, menurut saya mempunyai resolusi itu perlu. Karena kita akan mempunyai arah dan tujuan hidup minimal untuk satu tahun ke depan. Resolusi itu kita sendiri yang membuat, dan pasti kita yang akan melaksanakannya. So, jangan buat resolusi yang muluk-muluk dan tetap lihat kemampuan kita. Bisa atau tidak kita melakukannya? Tingkatkan resolusi kamu setiap tahun, pelan-pelan saja tapi pasti. Daripada tidak sama sekali kan??
Selamat Tahun Baru....... Hwaiting~ p(^o^)q
Tidak ada komentar:
Posting Komentar