Minggu, 03 Januari 2010

PERILAKU MODELING

Usia remaja merupakan usia dimana individu mencari identitas dan ingin mencoba banyak hal baru. Para remaja biasanya mempunyai tolak ukur atau patokan dalam berbagai hal. Salah satu yang menjadi role model biasanya artis yang dia sukai.
Seperti seorang teman saya yang saat ini sedang menyukai salah satu anggota boyband Korea, dia akhirnya mewarnai rambutnya menjadi merah tembaga (??) atau apalah itu warnanya seperti artis tersebut. Atau seperti adik saya yang suka Naruto dan berencana ingin membuat jaket seperti salah satu tokoh di cerita tersebut. Atau seorang anak yang ingin menjadi seorang dokter karena melihat ayahnya yang seorang dokter.
Meniru orang lain itu disebut dengan Modeling. Modeling atau imitasi menurut Hardy & Heyes (1985) diartikan sebagai suatu individu yang meniru suatu perbuatan yang dilakukan oleh model. Tingkah laku manusia lebih banyak dipelajari melalui modeling atau imitasi daripada melalui pengajaran langsung (Ahmadi & Supriyono, 2004).
Menurut Bandura (dalam Santrock, 2003) manusia belajar dengan mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain. Melalui belajar observasi, manusia secara kognitif merepresentasikan tingkah laku orang lain dan kemudian mungkin mengambil tingkah laku tersebut.
Model-model yang ditiru menurut Slameto (1988) dapat di golongkan menjadi:
a. Kehidupan yang nyata (real life)
Misalnya : orang tua di rumah, guru di sekolah dan orang lain dalam masyarakat.
b. Simbolik (symbolic)
Termasuk dalam golongan ini adalah model yang di presentasikan secara lisan, tertulis atau dalam bentuk gambar.
c. Representasional (representational)
Termasuk dalam golongan ini adalah model yang di presentasikan dengan menggunakan alat-alat audiovisual, terutaman televisi dan video.

Sebenarnya meniru orang lain dalam hal apapun merupakan hal yang lumrah dan sah-sah saja. Asalkan kita memang tahu kalau sesuatu yang kita tiru memang sesuatu yang baik untuk diri kita dan tidak menimbulkan kerugian untuk kita. Selamat mencari role model yang benar! ^-^d

Referensi : Ahmadi, H.A. & Supriyono, W. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Slameto. (1988). Belajar dan fakto-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT. Bina Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar